Secara mendasar, jenis-jenis skala pengukuran dibagi menjadi 4 kategori:
1. Nominal
Skala ini merupakan skala pengukuran terendah. Skala ini hanya
berfungsi sebagai kategorisasi. Tidak menunjukkan adanya indikasi
apakah sesuatu itu bersifat lebih tinggi dari pembandingnya. Peneliti
hanya menggunakan angka sebagai alat bantu koding saja.
Contoh:
Dalam kuesioner terdapat pertanyaan mengenai jenis kelamin (gender)
jawabannya hanya ada 2, pria atau wanita. Dalam pengolahan data,
peneliti dapat memberikan kode 1 =wanita dan kode 2=pria. Koding ini
sangat bergantung pada peneliti. Bisa saja peneliti membaliknya, dimana
pria=1 dan wanita=2. Koding tersebut tidak dimaksudkan untuk menunjukan
bahwa wanita dengan kode 1, lebih tinggi derajatnya dibandingkan pria
dengan kode 2.
2. Ordinal
Ordinal berasal dari kata order. Skala ini menunjukkan adanya rangking. Namun jarak antar rangking 1, 2, 3, dst tidaklah tetap.
Contoh:
Nama | Rangking | Rata-rata Nilai |
Amir | 1 | 9.00 |
Budi | 2 | 8.75 |
Wati | 3 | 8.00 |
Dari
data tersebut, terlihat bahwa meskipun Amir menduduki rangking 1,
rata-rata nilainya hanya memiliki selisih 0,25 dibandingkan Budi yang
menduduki rangking 2. Adapun jarak antara rangking 2 dengan rangking 3
adalah sebesar 0,75. Rangking tersebut tergolong data ordinal yang
mengindikasikan bahwa nilai Amir>Budi>Wati, meskipun secara
rata-rata jaraknya tidaklah sama.
3. Interval
Skala
interval menunjukkan adanya rangking, jarak yang konstan, dapat
dilakukan operasi matematika, namun dengan nilai nol yang tidak mutlak
(no absolute zero)
Contoh:
Temperatur | Celcius | Kelvin |
Titik Beku | 0 | 273,15 |
Suhu Badan Normal | 36,8 | 310 |
Data
temperatur tergolong data interval karena semakin tinggi skor suhu,
maka kedudukannya lebih tinggi. Jika kita bandingkan selisih antara
titik beku skala temperatur celcius dengan Kelvin, maka selisihnya sama
yaitu sebesar 36,8 derajat. Namun nilai 0 dalam suhu, hanyalah
berdasarkan konvensi saja.
4. Rasio
Rasio
merupakan skala tertinggi yang memiliki seluruh sifat skala nominal,
ordinal dan interval. Nilai nol dalam skala ini bersifat mutlak.
Peneliti juga dapat melakukan operasi matematika. Yang membedakannya
dengan skala interval adalah ia memiliki nilai nol mutlak.
Contoh:
Bulan | Pendapatan |
Januari | 1 juta |
Februari | 2 Juta |
Maret | 0 |
April | 2 juta |
Mei | 5 Juta |
Total | 10 Juta |
Jika
kita ingin menlakukan operasi matematika (misalnya +), maka data
pendapatan diatas selama 5 bulan dapat kita jumlahkan menjadi 10 juta.
Perhatikan bahwa Anda tidak dapat melakukan operasi matematika untuk
data nominal dan ordinal. Untuk skala rasio nilai nol bersifat mutlak.
Perhatikan data bulan Maret, nilai 0 menunjukkan bahwa pada bulan maret
responden tidak memiliki pendapatan sama sekali.
Secara
statistik, data nominal dan ordinal dikategorikan sebagai data non
metrik atau non parametrik. Sedangkan data interval dan rasio
digolongkan menjadi data metrik atau parametrik.